1. Peta Kepadatan Penduduk
Peta Persebaran Kepadataan Penduduk berikut ini menunjukkan bahwa:
- Persebaran penduduk Indonesia sangat tidak merata.
- Ketidak meratanya kepadatan penduduk akan tampak lebih mencolok jika kita bandingkan beberapa provinsi berikut ini.
Jumlah Penduduk 34 Provinsi di Indonesia 2018
No | Nama Provinsi | Jumlah Penduduk |
1. | Daerah Istimewa Aceh ( DIA ). | 5,1 juta jiwa. |
2. | Sumatra Utara ( Sumut ). | 14,1 juta jiwa. |
3. | Sumatra Barat ( Sumbar ). | 5,2 juta jiwa. |
4. | Sumatra Selatan ( Sumsel ). | 8,1 juta jiwa. |
5. | Riau. | 6,4 juta jiwa. |
6. | Kepulauan Riau ( Kepri ). | 1,9 juta jiwa. |
7. | Bengkulu. | 1,9 juta jiwa. |
8. | Jambi. | 3,4 juta jiwa. |
9. | Lampung. | 8,2 juta jiwa. |
10. | Kepulauan Bangka Belitung ( Kep Babel ). | 1,4 juta jiwa. |
| Total Penduduk di Pulau Sumatra | 55.700.000 |
11. | Banten. | 11,9 juta jiwa. |
12. | Daerah Khusus Ibukota ( DKI ) Jakarta. | 10,2 juta jiwa. |
13. | Daerah Istimewa Yogyakarta ( DIY ). | 3,7 juta jiwa. |
14. | Jawa Barat ( Jabar ). | 46,8 juta jiwa. |
15. | Jawa Tengah ( Jateng ). | 33,8 juta jiwa. |
16. | Jawa Timur ( Jatim ). | 38,9 juta jiwa. |
| Total Jumlah Penduduk di Pulau Jawa 2017 | 145.200.000 |
17. | Bali. | 4,2 juta jiwa. |
18. | Nusa Tenggara Barat ( NTB ). | 4,8 juta jiwa. |
19. | Nusa Tenggara Timur ( NTT ). | 5,1 juta jiwa. |
| Total Jumlah Penduduk di Kepulauan Nusa Tenggara | 14.100.000 |
20. | Kalimantan Barat ( Kalbar ). | 4,8 juta jiwa. |
21. | Kalimantan Selatan ( Kalsel ). | 2,5 juta jiwa. |
22. | Kalimantan Tengah ( Kalteng ). | 3,9 juta jiwa. |
23. | Kalimantan Timur ( Kaltim ). | 4,1 juta jiwa. |
24. | Kalimantan Utara ( Kaltara ). | 650 ribu jiwa. |
| Total Jumlah Penduduk di Pulau Kalimantan | 15.950.000 |
25. | Gorontalo. | 1,2 juta jiwa. |
26. | Sulawesi Utara ( Sulut ). | 2,4 juta jiwa. |
27. | Sulawesi Tengah ( Sulteng ). | 2,9 juta jiwa. |
28. | Sulawesi Barat ( Sulbar ). | 1,3 juta jiwa. |
29. | Sulawesi Tenggara ( Sultra ). | 2,5 juta jiwa. |
30. | Sulawesi Selatan ( Sulsel ). | 8,6 juta jiwa. |
| Total Jumlah Penduduk di Pulau Sulawesi | 18.900.000 |
31. | Maluku. | 1,7 juta jiwa. |
32. | Maluku Utara ( Malut ). | 1,2 juta jiwa. |
| Total Jumlah Penduduk di Kepulauan Maluku | 2.900.000 |
33. | Papua. | 3,2 juta jiwa. |
34. | Papua Barat. | 880 ribu jiwa. |
| Total Jumlah Penduduk di Pulau Papua | 4.080.000 |
| Perkiraan Total Jumlah penduduk Indonesia 2018 | 260 juta jiwa. |
- Jawa Barat adalah provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Pulau Jawa dan juga terbesar no 1 di Negara Indonesia, diikuti oleh Propinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah di tempat / urutan ke 2 dan 3.
- Sedangkan Provinsi Kalimantan Utara (provinsi termuda/terbaru) mempunyai jumlah penduduk paling sedikit di Indonesia.
- Provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Pulau Sumatra adalah Provinsi Sumatera Utara.
- Provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Pulau Kalimantan adalah Provinsi Kalimantan Barat.
- Provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Pulau Sulawesi adalah Provinsi Sulawesi Selatan.
- Provinsi dengan jumlah penduduk paling banyak di Pulau Papua adalah Provinsi Papua.
- Pulau Jawa masih menjadi pulau terbanyak jumlah penduduknya dengan 55% dari total semua penduduk Indonesia 2017, diikuti oleh Pulau Sumatra, Sulawesi, Kalimantan, Kepulauan Nusa Tenggara, Pulau Papua dan Kepulauan Maluku.
- Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk no 4 terbesar di dunia setelah China, India dan Amerika Serikat.
2. Piramida Penduduk
a. Pengertian
Piramida penduduk adalah suatu jenis grafik batang (blok) tentang komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin pada saat tertentu.
b. Cara Menyusun Piramida Penduduk
Berikut ini adalah beberapa langkah untuk menyusun piramida penduduk.
- Garis vertikal yang di tengah untuk menyatakan golongan umur, disusun mulai dari 0 - 4, 5 - 9 dan seterusnya sampai 60 ke atas.
- Golongan laki-laki di sebelah kiri.
- Golongan perempuan di sebelah kanan.
- Garis alas yang horizontal menunjukkan jumlah dalam jutaan.
c. Macam-Macam Piramida Penduduk Berdasarkan bentuknya, piramida penduduk dibagi sebagai berikut.
- Piramida bentuk kerucut sering disebut Piramida Penduduk Muda (Expansive), yaitu penduduk dalam pertumbuhan atau penduduk muda. Grafik tersebut menggambarkan penduduk yang sedang tumbuh. Jumlah penduduk bertambah terus atau mengembang karena jumlah kelahiran lebih besar dari jumlah kematian. Contohnya pada masyarakat agraris atau di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
- Piramida bentuk granat sering disebut Piramida Penduduk Stasioner, yaitu penduduk stationer atau penduduk tetap. Grafik tersebut menggambarkan penduduk dalam keadaan tetap. Jumlah penduduk tidak berubah, jumlah kelahiran dan jumlah kematian seimbang.
- Piramida bentuk batu nisan (guci terbalik) sering disebut Piramida Penduduk Tua (Constructive), yaitu penduduk dalam kemunduran atau penduduk susut. Grafik tersebut menunjukkan bahwa penduduk menuju ke arah kemunduran. Jumlah penduduk terus berkurang (susut) karena jumlah penduduk yang mati lebih besar dari yang lahir.
Dengan ketiga bentuk piramida tersebut, seseorang bisa mengetahui kondisi dari negara tersebut walau dalam bentuk grafik seperti di atas. Disimpulkan juga bahwa negara maju lebih banyak memiliki grafik Piramida Penduduk Stasioner.
d. Kegunaan Piramida Penduduk
Ada beberapa kegunaan piramida penduduk yang penting sebagai berikut.
- Untuk mengetahui maju mundurnya jumlah penduduk suatu negara.
- Untuk mengetahui perbandingan jumlah laki-laki dan perempuan.
- Untuk mengetahui jumlah angkatan kerja yang tersedia.
- Untuk perencanaan pembangunan sarana pendidikan lapangan kerja, dan sebagainya.
e. Piramida Penduduk Indonesia Data angka komposisi penduduk menurut golongan umur dan jenis kelamin, biasanya dituangkan ke dalam bentuk tabel seperti berikut ini.
Untuk mempermudah agar data pada tabel komposisi penduduk tersebut dapat mudah dipahami maka data di atas digambarkan ke dalam bentuk grafik piramida seperti gambar berikut ini.
f. Akibat Penduduk Muda di Bidang Ekonomi
Apabila persentase penduduk muda besar maka dapat timbul masalah bagi perekonomian negara yang bersangkutan. Hal ini terjadi karena anggaran belanja negara harus disediakan untuk keperluan yang bersifat konsumtif. Pemerintah harus menyediakan fasilitas di bidang pendidikan (karena banyaknya anak usia sekolah), kesehatan, rekreasi, olahraga, dan sebagainya dengan dana yang besar. Akibatnya, dana untuk hal-hal yang bersifat produktif berkurang dan pendapatan negara maupun pendapatan tenaga kerja tidak ada. Untuk semua itu, perlu digalakkan gerakan menabung agar penanaman modal dapat lancar.