Cara Mengomentari Hasil Penelitian dan Contoh Laporan Hasil Penelitian Lisan - Setelah teman-teman kalian mempresentasikan hasil laporan penelitiannya maka kalian memiliki hak mengomentari penelitian dari teman kalian. Dalam memberikan komentar tentu ada adab atau cara-cara yang harus kita patuhi. Bagaimana
Cara Mengomentari Hasil Penelitian dan Contoh Laporan Hasil Penelitian Lisan ? Berikut penjelasan Cara Mengomentari Hasil Penelitian dan Contoh Laporan Hasil Penelitian Lisan :
1. Cara Mengomentari Hasil Penelitian
Setelah melakukan penelitian, biasanya seseorang diminta untuk mempresentasikan hasil penelitiannya. Mempresentasikan artinya melaporkan secara lisan hasil kerja seseorang di depan orang lain. Kamu sebagai pendengar atau penyimak hasil laporan dituntut untuk bersikap aktif, caranya dengan memberi komentar mengenai apa yang disampaikan oleh si peneliti. Komentar dapat berupa
tanggapan,pendapat, pertanyaan, persetujuan, ketidaksetujuan, kritik, maupun masukan.
Bagaimana memberi komentar yang santun? Agar komentarmu baik dan dapat diterima orang lain, perhatikanlah hal-hal berikut ini!
1. Gunakan bahasa yang jelas, singkat, mengena, dan mudah dipahami.
2. Komentarilah isi atau hasil dari penelitian yang dipresentasikan, bukan orang yang melakukan penelitian.
3. Sampaikan saran menarik dan bermanfaat disertai dengan data atau argument yang faktual.
4. Tunjukkan sikap wajar, tidak kaku, tidak angkuh, tidak pemalu, dan tidak pesimis.
5. Gunakan mimik dan pantomimik secara tepat.
6. Beri komentar seobjektif mungkin.
Salah seorang temanmu akan mempresentasikan hasil penelitian berikut ini. Dengarkan dengan saksama dan berilah komentarmu secara lisan!
2. Contoh Laporan Hasil Penelitian Lisan
Museum Gula di Gondang Baru, Jogonalan, Klaten
Oleh Yunita Dwi Safitri
I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Gula merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Dengan meningkatnya akan kebutuhan gula ini, maka di Indonesia banyak didirikan pabrik gula yang diharapkan akan dapat mencukupi kebutuhan gula terutama kebutuhan di dalam negeri. Di dalam produksi gula ini sangat perlu ditingkatkan untuk memperoleh biaya operasi yang kecil, sehingga dapat diperoleh nilai ekonomis yang makin besar dan nilai ini merupakan salah satu tujuan pabrik gula Gondang Baru, Jogonalan, Klaten.
1.2 Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut.
“Bagaimana proses pembuatan gula di PG. Gondang Baru”.
1.3 Tujuan Penulisan
Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi, maka tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk memperoleh data dari perusahaan tersebut sebagai dasar penyusunan karya tulis.
2. Untuk melengkapi syarat-syarat mengikuti program kegiatan semester II Tahun Pelajaran 2006/2007.
3. Untuk sarana berlatih menuangkan gagasan dalam bentuk karya yang bersifat ilmiah.
II. Isi
2.1 Letak Pabrik
PG. Gondang Baru terletak kurang dari 5 km dari Kota Klaten, tepatnya berada di Desa Plawikan, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten.
Adapun faktor-faktor yang menjadi dasar pemilihan lokasi pabrik tersebut adalah sebagai berikut.
1. Bahan Baku
Bahan baku mudah diperoleh dari daerah di sekitar Klaten, Wonosari, Semarang, dan Ceper.
2. Sumber Air
Dalam unit pemrosesan di pabrik gula sangat membutuhkan cukup banyak air. Hal ini dapat dipenuhi karena lokasi pabrik dekat dengan sungai.
3. Tenaga Kerja
Sumber daya manusia merupakan faktor yang penting untuk berlangsungnya proses produksi. PG. Gondang Baru mudah memperoleh pekerja mengingat Kabupaten Klaten mempunyai penduduk yang cukup padat.
4. Transportasi
Karena terletak di tepi jalan juga adanya sarana transportasi yang menunjang, seperti jalan raya dan rel kereta, maka dapat menunjang kelancaran proses produksi pabrik dalam mengangkut bahan baku maupun hasil produksi.
2.2 Proses Pembuatan Gula
Proses pembuatan gula di PG. Gondang Baru terdiri dari beberapa tahapan yaitu sebagai berikut.
1. Proses Penggilingan
Tujuannya adalah memerah batang tebu sebanyak-banyaknya sehingga memisahkan nira dari ampas tebunya.
Tahapan pada stasiun penggilingan terdiri dari berikut ini.
a. Penyiapan tebu
Kandungan gula dalam tebu masih berupa nira di dalam sel-sel tanaman tebu. Tebu setelah ditebang, secepatnya diangkut ke pabrik gula dan segera digiling. Hal ini untuk menghindari kehilangan gula dalam batang tebu. Pengangkutan tebu ke pabrik menggunakan lori, kemudian mesin penggaruk dipindahkan ke crane carrier (kepyah).
b. Proses penggilingan
Tebu yang berada dalam carrier berjalan dibawa ke alat pemerah / pemotong tebu (crusher). Dengan bantuan belt cenvoyer, tebu yang telah terpotong-potong tersebut dibawa ke penggiling. Saat tebu di antara silinder penggilingan menjadi pemerah pada tebu. Tekanan tersebut sekitar 300 kg/cm dan akan mengalami pengeringan, sehingga pada ampas gilingan I, II, III sisa gula dapat terambil. Ampas pada gilingan ke V sebagai bahan bakar ketel uap. Penambahan air imbisisi menggunakan air panas suhu 40°C dan air dingin, yang bertujuan mempercepat pelarutan gula.
2. Proses Pemurnian
Proses pemurnian bertujuan untuk memisahkan nira dari kotoran yang larut. Pabrik ini menggunakan sistem pemurnian karbonasi rangkap yang bertujuan mengendapkan kotoran sebanyak mungkin.
Nira yang sudah dipanaskan, dimasukkan dalam bejana karbonasi I ditambah dengan susu kapur dengan takaran 100 lt susu kapur 15°Be untuk sekitar 1t nira mentah. Bersamaan dengan penambahan susu kapur, dialirkan juga gas CO sehingga dicapai pH larutan10,5. Nira dari bejana karbonasi I ditampung dalam palung buih, kemudian dialirkan ke filter press I untuk memisahkan nira yang jernih dengan endapan yang terbentuk (blotong). Blotong dari filter press I dibuang.
Nira dari press I dimasukkan ke bejana karbonasi II ditambah dengan gas CO, kemudian diperoleh dari filter II dikembalikan lagi ke palung buih nira karbonasi I, sedangkan nira dialirkan ke tangki untuk menurunkan pH larutan menjadi 6,8. Nira kemudian di panaskan dipemanas III sampai mencapai suhu 110°C dan selanjutnya dialirkan ke evaporator.
3. Proses Penguapan
Penguapan bertujuan untuk menghilangkan air dalam nira sehingga diperoleh nira dengan kekentalan tertentu dan siap dikristalkan. Nira encer dari unit pemurnian mempunyai kadar 10–12° brix. Penguapan dilakukan dengan menggunakan “multiplen effectevaporator”. Dengan menggunakan jenis ini maka uap yang dihasilkan dari evaporator I digunakan untuk memanaskan evaporator II, dan seterusnya sampai evaporator IV. Untuk menurunkan suhu penguapan agar sukrosa tidak rusak, maka evaporator bekerja secara vakum di mana dalam evaporator IV dilengkapi dengan barometik kondensator.
4. Proses Pengkristalan
Pengkristalan adalah penguapan lanjutan nira kental dari evaporator secara perlahan sampai melewati keadaan jenuh sehingga diperoleh kristal gula. Pengkristalan dalam vakum pan kristalisasi yang berjumlah 4, yaitu vakum pan A, vakum pan B, vakum pan D.
Mula-mula tekanan dibuat vakum, kemudian umpan dimasukkan dan secara bersamaan uap pemanasan dimasukkan. Setelah larutan nira menjadi jenuh, maka bibit segera dimasukkan. Pemanasan dilanjutkan sampai memperoleh kristal gula yang diinginkan.
Selanjutnya masakan didinginkan agar tidak menjadi kristal-kristal baru. Dilakukan dengan cara massa bergerak. Bersirkulasi supaya terjadi pencampuran yang merata dari larutan dan juga terjadinya gerakan dari butir-butir kristal.
5. Proses Pemutaran
Bertujuan untuk memisahkan kristal gula dari larutan. Pemisahan ini dilakukan dengan cara memasukkan masakan hasil kristalisasi ke dalam alat pemutar yang dilengkapi dengan saringan pada dindingnya.
Akibatnya pemutaran ini menempel, sehingga kristal gula akan terpisah dari larutan.
6. Proses Pengeringan
Kristal gula dari unit pemutaran keluar dalam keadaan panas dengan ukuran berbeda, sehingga perlu disaring dan dikeringkan. Proses pengeringan harus melewati talang gerak untuk menyempurnakan pengeringan. Talang gerak berguna untuk memisahkan antara gula halus, standar, dan kasar. Gula halus dan kasar dilebur kembali dengan nira kental, sedangkan gula standar dikemas dan selanjutnya dipasarkan (@ : 50 kg/zak).
2.3 Hasil Samping
1. Tetes
Merupakan hasil samping dari proses pengkristalan gula yang masih mengandung karbohidrat yang cukup tinggi. Digunakan sebagai bahan baku pembuatan alkohol dan spiritus di pabrik lain.
2. Ampas Tebu
Digunakan untuk bahan bakar pada ketel uap.
III. Penutup
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang terdapat pada bab terhadulu di dalam membahas proses pembuatan gula PG. Gondang Baru, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Pada proses pembuatan gula tebu terdiri dari 6 proses yaitu: proses penggilingan, proses pemurnian, proses penguapan, proses pengkristalan, proses pemutaran, dan proses pengeringan.
2. Pengelolaan limbah sangat penting untuk dilakukan, sehingga tidak mengganggu lingkungan.
3.2 Saran
Dalam bab terakhir ini penulis juga menyampaikan beberapa saran kepada pabrik dengan harapan dapat memberi masukan guna memperbaiki langkah-langkah yang akan datang. Adapun saran-saran yang penulis berikan antara lain sebagai berikut.
1. Karena gula sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, hendaknya pabrik-pabrik gula diperbanyak.
2. Sebaiknya proses pengelolaan limbah perlu diperhatikan dengan serius, karena proses pembuatannya menggunakan bahan kimia yang dapat mencemari lingkungan.
Demikian sekedar saran yang dapat penulis kemukakan di dalam pembuatan karya tulis ini, sehingga berguna bagi perusahaan.
Semoga dengan adanya
Cara Mengomentari Hasil Penelitian dan Contoh Laporan Hasil Penelitian Lisan ini kalian yang masih kesulitan dalam mengomentari hasil penelitian teman kalian bisa lebih beretika dalam mengomentari hasil penelitian. Dengan adanya contoh laporan hasil penelitian di atas semoga kalian semakin terbantukan dalam mengerjakan tugas di sekolah. Amin. Terimakasih telah membaca
Cara Mengomentari Hasil Penelitian dan Contoh Laporan Hasil Penelitian Lisan.