Namun, apa yang terjadi tidak semulus yang dibayangkan. Anak laki-laki saya yang baru tiga hari lahir dan kami sekeluarga bahagia. Berjalannya waktu, sore hari, badan bayi laki-laki yang belum kami beri nama panas tinggi dan kami sekeluarga panik juga merasakan kepanikan ini. Hingga malam hari kami antar ke dokter pada malam hari untuk melihat perkembangnya. Namun setelah bernegoisasi dengan dokter dan keluarga akhirnya tidak diinapkan/di infus dan kembali ke rumah.
Rasa kantuk terus datang, hingga larut malam dan tidur. Sebelum tertidur, fikiran melayang, ikut gupres atau tidak. Kalau ikut, mana Penelitian Tindakan Kelas (PTK) belum selesai disusun dan fortopolio juga belum disusun karena ada yang disekolah dan di rumah. Kalau tak ikut, maka saya fokuskan untuk menjaga anak laki-laki yang terlahir untuk pulih dari panasnya.
Pagi-pagi terbangun, kondisi anak mulai turun demamnya. Dibuka laptop, edit apa yang perlu di edit, di print dan diputuskan ikut pembukaan dan lomba gupres ke lokasi. Sengaja datang terlambat karena berkas yang diprint belum selesai. Berpamitan pergi ke kegiatan itu, maka berangkatlah dengan sepeda motor meluncur ke lokasi. Setelah sampai, mendaftar dan melihat siapa aja pesertanya. Karena datangnya belakangan maka tahu siapa aja yang mendaftar lebih dulu. Ternyata ada nama-nama yang dikenal dan tidak dikenal. Guru-guru yang dianggap berprestasi di sekolahnya yang saya kenal juga tidak ada daftar hadir. Ternyata saya pendaftar terakhir dengan nomor undi 10.
Setelah pendaftaran dan duduk bersama peserta lain yang dikenal dan bercerita kronologis mengikuti seleksi ini dan setelah itu bersama-sama mengikuti acara pembukaan. Berkenalan dengan peserta-peserta lainnya yang dekat dengan duduk saya. Ternyata guru-guru yang ikut adalah guru-guru hebat dan ada juga yang sama sekali seperti saya belum mengumpulkan apapun berkas yang dibutuhkan untuk seleksi gupres ini. Melihat ke kanan dan ke kiri peserta ternyata pesertanya bukan saya yang terakhir untuk SMA, ada beberapa orang lagi menyusul. Jadi seluruh peserta di daftar hadir mengikuti dan mengumpulkan hasil tes ada 15 orang setelah acara pembukaan.
Setelah acara pembukaan, datang telephon bahwa anak saya sudah diinfus di rumah sakit dimana ia dilahirkan. Rasa sedih dan yakin bahwa kami bisa melewati apa yang terjadi, karena ada keluarga-keluarga hebat yang membantu kami untuk mengatasi masalah ini. Namun, dengan pendirian dan mimpi yang selama ini terpendam untuk mengikuti seleksi guru berprestasi, maka menyakinkan diri bahwa saya bisa melakukannya. Seleksi ujian tulis mulai dilakukan mulai dari tes profesional, wawasan pendidikan, pedagogik sampai di sore hari kegiatan ini berakhir untuk hari pertama.
Setelah selesai, saya yakin bisa menyelesaikan tes-tes ini dengan baik dan mendapatkan nilai yang bagus. Bubarlah peserta dan saya langsung ke parkiran sepeda motor dan menuju ke rumah sakit dan tidur disana untuk menjaga si kecil yang terbaring di atas tempat tidur dan terpasang infus di tangannya. Namun sorenya, saya bermain dengan anak perempuan pertama saya agar tetap terhibur karena dia harus dititipkan di rumah opungnya. Begitu pula, handphone juga terus bersms terkirim dan menerima pesan dari adik-adik stambuk yang biasa menggantikan mengajar. Pesan-pesan dikirimkan untuk menggantikan mengajar 1 hari di sekolah swasta karena aturan jika tidak datang harus ada pengganti. Maka beberapa orang yang dihubungi, akhirnya didapatkan seorang alumni S2 Geografi UI yang baru tamat sehingga 1 masalah dapat terselesaikan dengan tidak meninggalkan siswa belajar sendiri di kelas.
Di sela-sela itu juga, handphone hitam kecil ini berbunyi terus untuk menghubungi no.hp siswa yang bisa diharapkan untuk mengantarkan berkas yang ada lemari sekolah untuk diantar ke rumah. Upaya dilakukan karena kesempatan untuk menambah nilai dari pengumpulan fortopolio masih ada peluang. Namun beberapa siswa yang diharapkan tak kunjung bisa untu mengantarkannya, akhirnya tertuju sama satu nama yaitu nama keponakan. Mengambil berkas di tengah malam ke sekolah kepada penjaga malam tetap dilakukan setelah keponakan yang bernama Rizky selesai berjualan. Akhirnya berkas itu bisa diambilnya dari sekolah. Malam hari sampai larut malam, mengerjakan apa yang bisa dikerjakan bahkan untuk presentasi power point rencana disiapkan, namun terjadi masalah pada sistem windows power point dan beberapa program lainnya yang harus di update ulang. Masalah ini menjadi kendala, namun keputusan muncul, presentasikan saja langsung PTK tersebut pada word untuk besok pagi.
Pagi-pagi pulang ke rumah sakit, mencetak apa yang ada di rumah, dan berkas yang ada di sekolah sama keponakan juga belum di antar kerumah. Cari nama di handphone dan langsung menghubunginya untuk mengantarkan ke rumah, dengan bantuannya untuk memfoto copy, maka siaplah segala fortopolio walau masih berantakan. Berangkat lah ke lokasi kegiatan dengan tergopoh-gopoh karena jadwal hari kedua ialah psikotest. Datang terlambat dan duduk paling belakang, dan harus meminta lembaran tes ke depan di meja panitia, dan langsung mengisi sesuai intruksi yang diberikan psikolog sembari tanya ke sebalah bagaimana cara pengisiannya.
Setelah tes, maka seluruh peserta diarahkan memasuki ruang kelas belajar untuk presentasi karya tulis ilmiahnya. Untuk SMA digabung dengan SMK pada ruangan 8. Selanjutnya kesepakatan dilakukan antara peserta dan dewan juri untuk siapa saja yang bisa mempresentasikan karyanya. Maka diambil kesimpulan yang bisa ikut presentasi adalah peserta yang memiliki PTK bagi SMA dan
best practice untuk SMK. Maka pencabutan undian presentasi dilakukan dan saya mendapatkan nomor urut pertama. Presentasi pun dimulai tanpa ada bentuk power point dan saya sampaikan di awal bahwa ada masalah dengan program windows power point saya dan harus menggunakan PTK aslinya tanpa di ubah di windows word. Sebelum maju, saya mengerjakan dengan meminjam notebook sesama peserta, namun tidak nyaman menggunakannya karena terbiasa menggunakan laptop. Giliran panggilan maju datang pada saya karena mendapatkan nomor undi 1, maka apa dengan anak yang masih terbaring di tempat tidur rumah sakit dan berbagai masalah yang menumpuk di kepala harus dihilangkan dalam fikiran. Laptop merk dell ini yang selama ini menemani bekerja akhirnya digunakan untuk presentasi dengan giliran pertama dari semua peserta yang ada di ruangn tersebut. Tanya jawab dari dewan juri dilakukan, termasuk saran-saran yang diberikan. Berbagai jawaban disampaikan dan keunggulan presentasi menampilakan berbagai foto kegiatan dalam penelitian termasuk video-video kegitan yang selama ini dilakukan dalam pembelajaran.
Foto-foto kegiatan yang dianggap unik seperti bermain kartu atmosfer dari modifikasi kartu joker di tayangkan. Ini menjadi keunggulan dalam presentasi saya. Ini anggapan saya. Setelah selesai presentasi terasa lega, dan dalam fikiran saya, berarti saya dapat permisi dan menuju rumah sakit setelah istrihat siang. Siang itu pada selasa, saya bermain dengan anak perempuan saya di rumah dan dirumah sakit karena kerinduan dan sedikit terabaikan selama ini. Setelah selesai bermain, maka hubungi teman-teman apakah masih berlangsung acara presentasi, maka sepeda motor ini menuju kembali ke lokasi kegiatan dan menyaksikan presentasi guru-guru lain yang tersisa. Berbagai komentar tentang bagaimana guru-guru lain juga muncul, dan keyakinan untuk menang juga sangat kecil untuk meraih juara 1-3. Ternyata penampilan presentasi teman-teman setelah ditinggalkan sangat bagus-bagus. Tak mungkin juara didapatkan oleh saya, begitu gumung dalam hati.
Keesokan harinya, rabu, 27 april 2016 di pagi hari menyiapkan evaluasi diri dari berbagai contoh yang ada, maka jari-jari ini terus menekan tombol-tombol keybord laptop jadul, dan akhirnya di cetak rangkap dua. Dari rumah menuju ke tempat kegiatan ingin mengumpul evaluasi diri, namun kesempatan untuk mengumpul ragu karena dewan juri lagi menguji dan satu lagi tidak ada di tempat. Apalagi ada jadwal mengajar jam 10.00 WIB di sekolah swasta. Akhirnya lokasi kegiatan di tinggalkan dan menuju sekolah untuk mengajar. Karena ini suatu kewajiban, maka tidak boleh ditinggalkan begitu saja. Di akhir kegiatan pembelajaran saya hubungi teman guru yang ada disana, apakah ada kegiatan untuk guru-guru SMA dan SMK di ruangan itu. Teryata jawaban tidak ada, rasa syukur ini datang karena sejak kemarin kegiatan di ruang 8 sudah berakhir dibandingkan kelas-kelas lainnya.
Hari terakhir kegiatan pada kamis 28 April 2016 sebelum berangkat ke lokasi kegiatan, ada nada panggilan dari handphone dengan nama yang tak asing lagi, karena beliau pernah ikut juga menjadi juara guru prestasi juga dan sebagai senior menyakinkan saya untuk juara. Beliau yakin saya juara karena pengalaman saya selama ini berkegiatan selama menjadi guru dan saya katakan berkali-kali saya tidak akan juara. Tapi kalau saya juara, syukur alhamdulillah karena itu adalah mimpi saya, dalam hati ini berkata. Saya sampaikan kepadanya bahwa saya tidak yakin juara karena banyak komponen yang belum ada terisi. Kalaupun juara berarti bagus di nilai tes tertulis dan fortopolio dari presetasi siswa inilah yang menjadikan saya dapat meraihnya.
Pada saat pengumuman, untuk tingkat SMA pengumumannya di bagian tengah disampaikan oleh dewan juri. Setelah disebutkan juara 2 dulu diumukan maka yang berhak adalah guru dari SMA Negeri 21 Medan atas nama Ridawati Lubis, dan Juara 1 nya atas nama Rosmalinda dari SMA Negeri 17 Medan. Sedangkan nomor urut 10 dibacakan, itu berarti nomor peserta saya diumumkans sebagai juara 3. Rasa syukur Alhamdulillah diucapkan karena prestasi ini diraih dan akhirnya juara didapatkan. Beberapa guru ada yang kecewa dengan hasil ini, ada yang mengucapkan selamat dan lain-lain. Prestasi ini merupakan prestasi pertama sebagai guru ikut lomba karena selama ini beberapa lomba diikuti namun tidak mendapatkannya juara.
Dalam hati saya, inilah rezeki yang diperoleh dari anak kami yang kedua. Hadiah tropy ini dan hadiah lainnya didedasikan kepada anak ke 2 saya. Dengan berbagai hambatan yang ada, akhirnya prestasi ini dapat diraih. Pembagian hadiah berlangsung dan berfoto bersama dewan juri dan teman-teman dilakukan termasuk memberi kabar ke orang tua, istri dan kepala sekolah. Semoga prestasi ini dapat memotivasi yang lebih tinggi untuk meraihnya dan dapat ditularkan pada yang lain. Terima kasih kepada Allah SWT, dan orang-orang yang selalu berdo'a dan memberikan harapan untuk saya melakukan yang terbaik.
You Are Not Alone !Kebagian hati ini dengan lafaz Alhamdulillah, akhirnya
mendapatkan tropy uara guru berprestasi.