Mengenal Sindrom Kaki Gelisah
Oleh : Fadil Abidin
Dimuat dalam Kolom Kesehatan Harian Analisa Medan, 23 Januari 2017
Setiap malam saat mau tidur, setelah kurang lebih 15 menit berbaring di kasur, kaki terkadang merasakan ada dorongan untuk terus bergerak, digoyang-goyangkan, digesek-gesekan antara kaki kanan dan kaki kiri, hingga menggesekkan ke kasur. Pada awalnya, banyak yang menduga, hal itu adalah kebiasaan saja. Tapi menurut beberapa literatur di internet, gejala tersebut dinamakan sindrom kaki gelisah atau Restless Leg Syndrome (RLS).
Dorongan untuk menggerakkan kaki yang sering dialami ketika mencoba untuk tidur, kemungkinan merupakan gejala dari RLS. RLS adalah kondisi yang digambarkan sebagai dorongan tak tertahankan untuk menggerakan anggota tubuh, untuk menghentikan sensasi tidak nyaman atau ganjil yang dirasakan. Selain kaki, dapat pula menjangkiti tangan dan dada. Kebanyakan orang merasakan gejalanya berkurang saat siang hari dan lebih kuat di malam hari, khususnya selama awal tidur.
Penderita sindrom kaki gelisah menggambarkan adanya perasaan seperti terbakar, pegal, menggelitik, kesemutan, seperti ada hewan yang merayap di kaki, atau sensasi gatal pada otot. Kemudian mereka akan menggoyangkan atau menggesekkan bagian tubuh tersebut untuk membebaskan mereka dari perasaan tidak nyaman.
Penyebab utamanya kompleks, beberapa pakar menyatakan sindrom ini merupakan gejala turunan atau warisan genetik. Periksalah jika anda mengalami sindrom ini, apakah kakek-nenek, orang tua, atau anak anda mengalaminya juga.
Selain itu, RLS juga ditemukan pada ibu hamil, mereka yang obesitas, tubuh kekurangan zat besi, dan perokok. Beberapa penyakit lain yang dapat menimbulkan gejala seperti ini antara lain polineuropati, penyakit hormonal, parkinson, diabetes, rheumatoid arthritis, gagal ginjal, dan kerusakan saraf. Asupan obat-obatan, kafein, alkohol, beberapa anti-depresi juga dapat menyebabkan sindrom ini.
Pengobatan diarahkan jika gejala ini telah berubah menjadi sindrom yang dianggap sangat mengganggu, seperti kaki yang semakin bergerak tak terkendali atau mengalami tremor, sebaiknya lakukan pemeriksaan dengan dokter untuk mengetahui penyebabnya dan mendapatkan pengobatan yang sesuai. Pemeriksaan juga untuk memastikan bahwa sindrom tersebut bukanlah gejala awal dari penyakit yang sudah disebut di atas.
Secara umum, sindrom ini jelas dari segi kesehatan akan cukup mengganggu kita dalam mendapatkan waktu tidur yang lebih berkualitas. Jika kita sering mengalami kondisi RLS, maka kita akan memiliki waktu tidur kurang berkualitaas yang tentu akan memicu rasa lesu, mengantuk, pusing, hingga susah berkonsentrasi pada siang harinya.
RLS bisa terjadi ketika akan mulai tidur, bisa juga ketika anda sudah tertidur cukup lama dimana bagian tubuh seperti kaki atau lengan akan mulai memiliki sensasi terkejut dan bergerak sendiri. Selain itu, bagian kaki atau lengan juga akan mengalami sensasi layaknya kesemutan yang menjalar atau tertarik sehingga memaksa kita untuk menggerakkan tubuh hingga anda terbangun. Gerakan kaki dan lengan ini disebut sebagai periodic limb movement.
Mengurangi Gejala
Meski dapat menyerang lintas gender, namun penderita RLS lebih banyak ditemukan pada wanita. Sindrom ini bisa menyerang pada usia berapa pun, namun lebih banyak terjadi pada wanita setengah baya ataupun yang lebih tua. Meski belum diketahui penyebab pastinya, ada dugaan bahwa gen turut memainkan peran terjadinya RLS. Hampir setengah dari penderita RLS memiliki riwayat RLS pada silsilah keluarganya.
Kehamilan juga dapat menjadi salah satu faktor terjadinya RLS. Beberapa wanita yang sedang mengalami RSL, utamanya ketika mereka ada pada trisemester terakhir. Namun demikian sebulan setelah melahirkan gejala ini umumnya akan hilang dengan sendirinya.
Sayangnya tidak ada tes medis untuk mendiagnosa RLS. Namun demikian dokter akan dapat melakukan diagnosa dengan menggunakan tes darah hingga observasi pada pasien. Dokter akan menganalisis jawaban beberapa pertanyaan yang diajukan dokter seperti ada tidaknya masalah kantuk di siang hari hingga riwayat keluarga yang menderita RLS.
Jika anda memiliki kondisi RLS ringan, pakar kesehatan menyarankan anda untuk memperbaiki gaya hidup dan pola makan. Ada beberapa cara untuk mengurangi gejala RLS, seperti memperbanyak konsumsi makanan yang mengandung zat besi, seperti brokoli, bayam, daging merah dan lain sebagainya. Atau bisa juga dengan mengkonsumsi suplemen zat besi. Konsumsi makanan yang banyak mengandung folat juga mampu mengurangi gejala serta keparahan sindrom ini.
Hindari mengonsumsi minuman beralkohol maupun minuman berkafein. Selain itu hindari juga pemakaian obat-obatan yang mengandung kafein, serta kurangi merokok. Hindari atau kurangi penggunaan obat tidur, maupun obat antialergi sebelum tidur.
Menjaga agar tubuh anda tetap hangat, seperti menggunakan selimut, maupun kaos kaki saat tidur. Melakukan pijatan pada bagian kaki sebelum tidur. Olahraga ringan atau berjalan sebentar sebelum tidur. Cara seperti ini mampu melepas hormon endorphin yang nantinya akan meningkatkan kualitas tidur anda. Mandi dengan air hangat sebelum tidur dapat membuat otot-otot dalam tubuh anda menjadi lebih rileks.
Hindari stres yang menyebabkan kegelisahan. Melakukan hal-hal yang mengalihkan perhatian dan menjaga pikiran dari sensasi mengerikan yaitu jangan menonton film horor ketika akan tidur. Cobalah mendengarkan musik yang lembut atau memecahkan teka-teki silang agar otak merasa lelah.
Buatlah kamar tidur anda senyaman mungkin. Bisa juga melakukan aromaterapi dengan meletakkan wangi-wangian alami di kamar tidur, bahkan ada yang meletakkan sabun mandi di antara kasur dan sprei agar wanginya bisa memberikan efek relaksasi. Segeralah tidur bila anda memang sudah merasa mengantuk dan lelah. ***