"Asyik sekali dirimu Pak, kalau mengajar di kelas IPS"
"Emangnya kenapa ya bu?"
"Kalau saya mengajar di kelas pojok sana itu, saya tak sanggup kurasakan, apalagi menghadapi siswa Tayo, Dany, Rany, Rocky, Sincan itu. Ampun deh"
"Terus, kalau tak ada yang mengajar di kelas Pojok itu bagaimana ya bu"
"La, itu dia Pak, saya serahkans aja sama ahlinya. He.he"
|
Gambar. Siswa Mengerjakan LKS |
Percakapan dua guru menghadapi siswa yang memiliki kegiatan luar biasa tanpa diperintah. Siswa IPS akan melakukan kegiatan di luar dugaan, apalagi tindakan yang selalu bergerak secara dinamis dari satu tempat ke tempat yang lainnya. Pergerakan tanpa henti dan suara yang menggelegar menjadikan kelas selalu riu dan ramai akan tingkah lakuknya.
Bagi guru IPS mengajar seperti kelas di "Pojok" merupakan sesuatu tantangan yang harus dihadapi dengan berbagai resiko. Tingkat kehadiran yang rendah, kemampuan daya nalar yang lambar, sampai cara berpakaian yang tidak sesuai peraturan sekolah. Dinding setinggi apapun akan bisa dilompati, apalagi kamar mandinya akan selalu mengeluarkan asap dari cela-cela lumban angin saat jam istrahat. Dinding kelas juga penuh dengan stempel sepatu, bahkan kursi dan meja kelas selalu ada yang rusak setiap harinya.
Guru yang masuk kelas IPS biasanya tidak akan bisa langsung menyampaikan materi karena akan selalu melakukan pembimbingan dengan berbagai nasehat. Guru akan masuk mempunyai kompetensi seperti menjadi Ustadz/Ustadzah, Pendeta atau ahli agama. Nasehat selalu dilakukan untuk mengubah pola belajar, perilaku dan penguatan karakter dan sebagainya. Untuk itu, bagi guru peminatan pada implementasi kurikulum 2013 akan mengumpulkan energi yang banyak untuk mengelola kelas sesuai keinginan bersama. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) menjadi acuan untuk dicapai. Metode, pendekatan, strategi, teknik dan berbagai kegiatan lainnya dilakukan agar siswa bisa menjadi pembelajar sejati.
Kesabaran dan ketekunan akan bisa mengubah siswa IPS untuk lebih cepat memahami materi sesuai KI/KD yang ada. Pada mata pelajaran geografi, mengajarnya melakukan perlakukan khusus agar apa yang diinginkan tercapai. Beberapa tahapan dilakukan sehingga guru harus kreatif dalam pembelajarannya. Diantara yang dilakukan ialah dengan menyusun Lembar Kegiatan Siswa (LKS) atau Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) agar unsur-unsur pada implementasi kurikulum 2013 akan tercapai. Beberapa contoh LKS Geografi yang dapat dikembangkan lagi bagi guru-guru yang akan mengunduh dan menerapkannya dalam pembelajaran di kelasnya.
LKS Pengetahuan Dasar Peta dan PemetaanLKS Posisi Strategis sebagai Poros Maritim DuniaLKS Persebaran Flora dan FaunaLKS Rasio Jenis Kelamin LKS Wilayah dan Tata RuangPenyelesaian LKS oleh siswa secara diskusi kelompok antara 3-4 orang menjadikan komunikasi antar anggota lebih terjalin dan semua dapat mengeluarkan ide serta pemecahan masalah untuk menuntaskan isian LKS. Hasil dari diskusi kelompok, untuk lembar isian yang asli dikumpulkan oleh gurunya dan siswa memperbanyak dengan memfoto copynya sebagai portofolionya. Fortopolionya dijadikan satu dalam sebuah spring file/file folder khusus mata pelajaran geografi. Semua hasil kerja kelompok, lembar penilaian dan beberapa karya hasil kegiatannya selama pembelajarannya didokumenkan sebagai arsipnya. Dengan demikian setiap bahan LKS, materi, lembar soal penilaian harian dan penilaian akhir semesternya akan tersusun rapi.
Siswa IPS merasa senang pembelajarannya walau kelasnya disisi "pojok". Hasil LKS itu akan menjadi diskusi bersama di kelas untuk mencari pemecahan masalah sesuai konsep materi yang diajarkan. Disinilah tantangannya, karena siswa bukan saja menyelesaikan LKS yang disusunnya bersama juga dipertanggung jawabkan melalui tanya jawab, apakah yang dibuatnya sesuai dengan referensi yang diajarkan.
LKS ini diharapkan siswa dapat menyadari keterterlibatannya pada kegiatan pembelajaran yang berhubungan dengan literasi, 4K (kritis, kreatif, kolaboratif dan komunikatif). Pengembangan karakter dirinya sesuai dengan tuntutan Pemerintah RI tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) sebagai upaya mencapai Indonesia Emas melalui Nawacitanya. Inilah tuntutan dalam pembelajaran kurikulum 2013 untuk dijalani Abad 21.
Unsur literasi diperoleh saat siswa melakukan pengamatan dengan membaca beberapa referensi yang menjadi bahan bacaan dari buku ataupun referensi internet. Sedangkan 4K akan tercapai dari beberapa kegiatan berfikirnya menemukan dan memecahakan masalah yang disajikan dengan data dan benar. Kolaborasi dan komunikasi dapat diperoleh dari kegiatan diskusi kelompok yang dinamis sehngga akan saling menguatkan dan membantu menyampaikan isi materi. PPK akan terjadi dari beberapa proses yang dilakukan yaitu pada olah fikir, olah hati, olah jiwa dan olahraga pada beberapa LKS yang dilakukan secara berkelompok di kelas atapun di luar kelas.
Apakah ini bisa dicapai bagi siswa dalam pembelajaran di kelas IPS. Pencapaiannya dapat dilakukan dengan memanfaatkan semua sumber daya yang ada termasuk melibatkan siswa untuk mengaktifkan diri pada penyelesaian LKS yang diberikan. Pembagian kelompok juga akan menentukan keberhasilan pada pembelajaran di kelas IPS khususnya siswa di kelas "Pojok".
Semoga dengan mengerahkan energi pada penyelesaian LKS pada kelas "pojok" menjadikan pembelajaran lebih bermakna, menyenangkan serta literasi, sifat kritis, kreativitas, kolaborasi, komunikasi, dan karakter akan menjadi bagian penting untuk meraih cita-citanya dimasa akan datang.
"Allah itu Maha Adil, dan semuanya akan bisa berubah jika kita akan usaha untuk merubahnya"
Salam Literasi Geografi
Medan, 14 September 2018