A. Angin Siklon
Angin Siklon merupakan angin yang masuk ke daerah pusat tekanan rendah (daerah depresi) yang dikelilingi oleh wilayah-wilayah pusat tekanan tinggi kemudian berputar mengelilingi garis-garis isobar.
Sesuai Hukum Buys Ballot bahwa di belahan bumi selatan angin berbias ke kiri dan sebaliknya. Gerakan angin siklon mengikuti hukum ini sehingga arah putaran siklon di Belahan Bumi Utara berbeda dengan di Belahan Bumi Selatan. Gerakan siklon di Belahan Bumi Utara berlawanan dengan arah putaran jarum jam, sedangkan di Belahan Bumi Selatan searah dengan jarum jam.
Angin siklon dibagi sebagai beberapa bentuk sesuai gerakannya, diantaranya:
1. Angin Siklon tropik
Siklon tropik terjadi di daerah tropis, yaitu antara 10° - 20° LU dan 10° - 20° LS. Sering terjadi di wilayah lautan daripada di daratan, misalnya di Indonesia pernah terjadi di sekitar Pulau Timor (11° LS). Mengenai wilayah pergerakan siklon tropis. Diameter angin siklon tropik ± 100.500 km, kecepatannya antara 100 – 500 km/jam. Gradien barometernya antara 50 - 100 mb. Siklon tropis merupakan bentuk gangguan cuaca ekstrem, yang terjadi diawali adanya depresi tropis atau pusat tekanan rendah yang intensif di atas lautan sehingga memicu proses konveksi dan pembentukan awan secara intensif pula. Akibat pengaruh gaya Coriolis maka terjadilah pusaran awan yang bergerak ke arah barat atau barat laut. Oleh karena gaya Coriolis ditentukan oleh posisi lintang tempat, maka gerak siklonik tidak dapat atau sulit terjadi di daerah yang berada di dekat ekuator. Umumnya pembentukan siklon tropis ini efektif pada daerah lintang di atas 10o lintang utara maupun lintang selatan. Oleh sebab itu wilayah Indonesia bukan merupakan daerah pembentukan badai/siklon tropis tetapi posisi geografisnya berbatasan dengan daerah pembentukan dan lintasan siklon tropis.
Badai/siklon tropis tidak hanya berdampak terhadap daerah lintasannya secara langsung tetapi berpengaruh pula terhadap kondisi cuaca di sekitarnya. Oleh karena badai/siklon tropis berpengaruh terhadap kondisi cuaca di wilayah Indonesia dan dapat terjadi di luar periode yang semestinya, maka pemantauan badai/siklon tropis di sekitar Indonesia penting untuk dilakukan agar informasi mengantisipasi kemungkinan dampaknya baik berupa cuaca buruk maupun bencana banjir dan longsor. Indonesia terletak di antara dua benua dan dua samudra memiliki permasalahan cuaca/iklim yang sangat kompleks. Pergerakan semu matahari yang bergerak utara-selatan sangat besar pengaruhnya terhadap cuaca di Indonesia. Pada saat matahari berada di utara, Benua Asia mengalami pemanasan sehingga tekanan udara rendah dan di bagian selatan tekanan udara tinggi, maka angin akan bergerak dari selatan ke utara. Demikian juga terjadi dengan kondisi sebaliknya.
Pengaruh samudra juga tidak kalah pentingnya dibandingkan dengan pengaruh benua. Samudra yang luas merupakan sumber pembentukan siklon tropis. Pengaruh perbedaan suhu pemukaan laut akan menyebabkan perbedaan tekanan udara dan berakibat pergerakan massa udara. Perbedaan suhu permukaan laut dan tekanan udara di wilayah Samudra Pasifik menjadi pertanda adanya kondisi Iklim El Nino. Siklon tropis maupun El Nino dapat menyebabkan kondisi cuaca atau iklim ekstrem di daerah tropis. Secara umum proses dan pembentukan kondisi dua fenomena tersebut berbeda, namun diyakini bahwa kedua fenomena ini membawa pengaruh kondisi iklim ekstrem basah maupun kering.
Kondisi iklim ekstrem, banjir maupun kekeringan merupakan suatu bencana yang silih berganti datang dan tingkat bahaya yang sama. Banjir biasanya terjadi sesaat dalam waktu singkat tidak sampai berbulanbulan, namun bahayanya sama dengan kekeringan yang terjadi dalam waktu berbulan-bulan. Dalam meteorologi, siklon tropis (hurikan, angin puyuh, badai tropis, taifun atau angin ribut tergantung pada daerah dan kekuatannya) adalah sebuah jenis sistem tekanan udara rendah yang terbentuk secara umum di daerah tropis. Sementara angin sejenisnya dapat bersifat destruktif tinggi, siklon tropis adalah bagian penting dari sistem sirkulasi atmosfer yang memindahkan panas dari daerah khatulistiwa menuju garis lintang yang lebih tinggi. Daerah pertumbuhan siklon tropis paling subur di dunia adalah Samudra Hindia dan perairan barat Australia. Sebagaimana dijelaskan Biro Meteorologi Australia, pertumbuhan siklon di kawasan tersebut Mencapai rata-rata 10 kali per tahun. Siklon tropis selain menghancurkan daerah yang dilewati, juga menyebabkan banjir. Australia telah mengembangkan peringatan dini untuk mengurangi tingkat risiko ancaman siklon tropis. Tanda-tanda kejadian suatu badai/siklon tropis bisa diperkirakan. Keberadaan dan pergerakannya pun bisa diamati dengan teknologi. Hanya kadang-kadang, tanda-tanda badai/siklon dapat diamati dan dirasakan.
Menurut Tjasyono.et.al. (1983), pembentukan siklon tropis harus memenuhi 3 persyaratan sebagai berikut :
- adanya konvergensi pada permukaan yang cukup kuat, sehingga dapat menaikan lapisan udara lembab.
- adanya divergensi pada ketinggian tertentu untuk memindahkan udara yang tertimbun dan menyebabkan permukaan udara turun.
- adanya energi yang cukup supaya dapat mempertahankan sirkulasi. Pola pergerakan vertikal masa udara dalam hubungannya dengan divergensi dan konvergensi di dalam lapisan troposfer (Barry and Chorley,1976).
2. Angin Siklon Ekstra TropikSiklon ekstra tropik terjadi di daerah sedang pada lintang 35° - 65° LU dan 35° - 65° LS, yaitu di sekitar wilayah front. Tempat bertemunya massa angin barat yang panas dan angin timur yang dingin. Misalnya, Amerika Serikat dan Eropa. Tekanan udara ± 15 mb dan kecepatannya ± 30 km/jam.
Berdasarkan sifatnya dibedakan atas:
- Gelombang udara panas
- Gelombang udara dingin
- Gelombang udara panas dingin
- Gelombang udara seimbang
- Gelombang udara lebih panas
- Gelombang udara lebih dingin
3. Angin Siklon Tornado
Angin siklon tornado merupakan jenis angin yang paling cepat dan paling merusak. Tornado terjadi akibat kolom udara yang berputar kencang yang membentuk hubungan antara awan cumulonimbus atau dasar awan cumulus denganpermukaan tanah. Tornado memiliki kecepatan angin mencapai 177 km/jam. Tornado sering terjadi di Amerika Serikat. Diameter angin siklon tornado antara 100–500 km, panjang lintasannya mencapai 100 km. Kecepatannya mencapai 700 km/jam.
B. Antisiklon Angin antisklon berlawanan dari siklon. Antisiklon adalah fenomena cuaca yang didefinisikan oleh glosarium National Weather Service Amerika Serikat sebagai "sirkulasi angin berskala besar di sekitar wilayah dengan tekanan atmosferik tinggi, [yang bergerak] searah jarum jam di Belahan Utara dan melawan arah jarum jam di Belahan Selatan".[1] Dampak antisiklon di permukaan meliputi penjernihan langit dan udara yang lebih dingin dan kering. Kabut juga dapat terbentuk di wilayah dengan tekanan yang lebih tinggi.
Citra radar menangkap fenomena angin siklon