Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui setelah digunakan tidak dapat terbentuk kembali. Pembentukan sumber daya alam yang baru memerlukan waktu sampai ratusan tahun, ribuan tahun, bahkan jutaan tahun. Jenis-jenis daya alam yang tidak dapat diperbarui yang akan dibahas adalah dua jenis, yaitu sumber daya energi yang meliputi minyak bumi, gas bumi, batu bara, panas bumi dan sumber daya mineral yang meliputi mineral logam, yaitu bijih besi, timah putih, bauksit, nikel, emas, perak, tembaga, mangan, serta mineral bukan logam, yaitu intan, batu kapur (gamping), batu pualam (marmer), belerang, fosfat, aspal alam, pasir dan batu (sirtu).
1. Minyak Bumi
a) Proses Terjadinya
Minyak bumi terjadi sejak zaman primer, sekunder, dan tersier. Minyak bumi berasal dari mikroplankton yang terdapat di rawa-rawa, danau-danau, teluk-teluk, maupun laut-laut dangkal. Setelah mati mikroplankton kemudian mengendap di dasar laut bercampur dengan lumpur disebut lumpur sapropelium.
Bangkai plankton mendapat tekanan dari lapisan di atasnya dan panas dari dalam bumi, maka terjadilah proses “destilasi alam” dan terurai menjadi minyak tanah kasar. Cairan tersebut bercampur dengan pasir dan tanah liat (lempung) yang telah membatu. Minyak bumi itu menyebar di dalam lempung disebut bitumineus (hasil pembusukan organisme).
Minyak bumi dalam batuan tersebut mengalami proses migrasi, yaitu lempung berubah seperti spon sehingga air terserap oleh pori-pori lempung. Minyaknya keluar mengalir di antara butir-butir pasir di dekatnya. Itulah tempat lapisan minyak bumi. Pada lapisan tersebut, minyak berada di atas lapisan air karena BJ (Berat Jenis) minyak lebih kecil dari BJ air (=1).
b) Tempat Endapan Minyak Bumi
Ada empat tempat terjadinya akumulasi (terkumpulnya) minyak, yaitu:
- pada punggung sebuah lipatan (antiklin);
- pada sebuah lapisan perangkap (stratigraphic trap);
- pada lapisan bawah sebuah patahan (fault);
- pada bagian atas sebuah kubah garam (salt dome).
Amatilah gambar
Berikut ini merupakan beberapa daerah di Indonesia yang menghasilkan minyak bumi.- Cepu, Jawa Tengah. Salah satu daerah yang menghasilkan minyak bumi di wilayah Jawa Tengah adalah Cepu. Cepu ini terletak di Jawa Tengah bagian timur laut. Cepu juga termasuk salah satu kabupaten yang berbatasan dengan provinsi Jawa Timur.
- Wonokromo, Jawa Timur. Wilayah Wonokromo Jawa Timur ini mampu menghasilkan 52.616 barrel setiap harinya, dengan rincian 52.290 barrel minyak mentah dan 326 barrel kondensat. Wilayah Wonokromo mempunyai Blok Tuban, Kangean, Brantas, Cepu, Madura Barat, Bawan serta Gresik.
- Kepulauan Natuna, Riau. Kepulauan Natuna merupakan salah satu wilayah yang mampu menghasilkan minyak yang banyak. Kepulauan Natuna dapat menghasilkan 359.777 barrel minyak mentah dan 6.050 barrel kondensat setiap hari, sehingga keseluruhannya adalah 365.827 barrel. Terdapat 6 blok yang ada di wilayah Riau yakni Rokan, Mountain Front Kuantan, Siak, Selat Panjang, Coastal Plains, Pekanbaru dan Selat Malaka. Tmabng minyak ini dioperasikan oleh Pertamina, Chevron, Petrosea, Bumi Siak Pusako, Sarana Pembangunan Riau, Premier Oil, Conoco Philips, dan Star Energy.
- Sorolangun, Jambi. Sorolangun merupakan tambang minyak yang cukup kecil, yakni hanya mampu menghasilkan 19.506 barrel, dengan rincian 8.870 barrel kondensat dan 10.659 barrel minyak mentah.sorolangun merupakan ladang minyak terbesar ketujuh di Indonesia. Tambang minyak ini dikelola oleh Petrochina, Pearl Oil, dan Conoco Philips. Ketiganya mengelola blok Jabung, Bangko, Tungkal, serta Blok Jambi Selatan.
- Sungai Gerong, Sumatera Selatan. Tambang minyak selanjutnya adalah Sungai Gerong. Blok perminyakan yang ada di provinsi Sumatera Selatan ini antara lain Rimau, Lematang, Pendopo Raja, dan Ogan Komering. Semua tambang minyak ini dioperasikan oleh Pertamina, Medco, Talisman, Golden Spike dan Conoco Philips. Sungai Gerong ini setiap harinya mampu menghasilkan minyak sebanyak 30.718 barrel minyak mentah serta 10.339 barrel kondensat.
- Babo, Papua. Wilayah ini mampu menghasilkan minyak sebanyak 140.660 barrel per harinya dengan rincian 6568 barrel kondensat dan 8243 barrel minyak mentah. Tambang minyak ini dikelola oleh Pertamina, Petrochina, dan British Petroleum.
- Sungai Paking, Riau
- Delta Sungai Brantas, Jawa Timur
- Majalaengka, Jawa Barat
- Lhokseumawe, Aceh
- Peureulak, Aceh
- Pulau Bunyu, Kalimantan Timur
- Pulau Tarakan, Kalimantan Timur
- Sungai Mahakam, Kalimantan Timur
- Dumai, Riau
- Kembatin, Kalimantan Tengah
- Pulau Seram, Maluku
- Pulau Tenggara, Maluku
- Tanjungpura, Sumatera Utara
- Plaju, Sumatera Selatan
- Klamono, Papua
- Sorong, Papua
Gambar di samping ini merupakan proses pengeboran untuk mendapatkan minyak mentah, untuk medapatkan minyak mentah pengeboran harus dilakukan hingga kedalaman 1.000 – 3.000 meter. Minyak bumi dipompa dan akan dialirkan ke penyulingan untuk melewati proses selanjutnya, pada proses penyulingan minyak akan dipisahkan dari zat yang tidak dipakai, pada minyak mentah biasanya minyak akan berbentuk hitam karna terjadi campuran zat dan molekul lainnya. Minyak yang telah dilakukan penyulingan menghasilkan bahan bakar yang biasa kita pakai untuk kendaraan seperti bensin, solar, minyak tanah, avtur dan lain sebagainya, sisa dari penyulingan pun masih bisa digunakan untuk menghindari pencemaran lingkungan.
2. Gas Alam (Gas Bumi)
Gas alam merupakan sumber energi selain minyak bumi dan batu bara. Gas ini mudah terbakar karena terdiri dari methana. Ada dua macam gas alam, yaitu sebagai berikut.
- Gas yang dihasilkan atau didapatkan pada waktu ditambang minyak bumi. Gas tersebut berada di atas lapisan minyak bumi di dalam tanah bersama-sama air garam. Setelah dicairkan gas tersebut disebut LPG (Liquefied Petroleum Gas atau gas cair minyak bumi).
- Gas yang ditambang dari lapangan atau sumber yang menghasilkan gas semata. Gas tersebut setelah dicairkan disebut LNG (Liquefied Natural Gas atau gas alam cair).
Manfaat gas-gas tersebut adalah untuk bahan baku pabrik pupuk, bahan bakar di rumah tangga, maupun di pabrik. Gas dicairkan supaya mudah diangkut. Kemudian diregasifikasi, artinya dikembalikan kepada sifat asalnya untuk dipakai. Proses mencairkannya dengan mendinginkan secara bertahap sampai mencapai temperatur -170° C. Pertambangan LNG Arun adalah di Blang Lancang (Lhokseumawe, Aceh) dan Badal Bontang di Kalimantan Timur.
3. Batu Bara
a) Terjadinya Batu Bara
Batu bara merupakan sumber energi atau bahan bakar. Batu bara terjadi dari tumbuh-tumbuhan prasejarah (masa Karbon) yang tertimbun dan sekarang berada pada lapisan batuan sedimen yang lebih dalam. Tumbuhtumbuhan yang menjadikan batu bara adalah tumbuh-tumbuhan yang pohon dan daunnya seperti jenis pakis. Tumbuhan ini hidup di daerah rawa dan danau yang disebut pteridosperma, galamariacea, dan lepisodendrale.
Batu bara terjadi pada danau-danau dangkal. Tumbuh-tumbuhan di danau itu kemudian tertimbun lagi oleh tumbuh-tumbuhan air lainnya, kemudian mati pula. Proses ini berlangsung jutaan tahun sehingga lapisan tumbuh-tumbuhan menjadi tebal. Lapisan tumbuh-tumbuhan tersebut tertimbun oleh lapisan pasir atau tanah liat (lempung). Dengan tekanan besar dan mendapat temperatur yang tinggi dari dalam bumi maka terjadilah batu bara karena adanya proses karbonasi (pengarangan).
b) Jenis Batu Bara
Batu bara dapat dibedakan sebagai berikut.
(1) Berdasarkan kandungan gasnya, dibedakan:
- batu bara kurus, yaitu batu bara yang tidak mengandung gas;
- batu bara gemuk, yaitu batu bara yang banyak mengandung gas.
(2) Berdasarkan bahan asalnya, dibedakan:
- batu bara saprofil, yaitu batu bara yang berasal dari tumbuh-tumbuhan bercampur dengan binatang kecil-kecil;
- batu bara humus, yaitu batu bara yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
(3) Berdasarkan kadar arangnya, dibedakan:
- turf (veen) atau gambut, yaitu arang yang masih terlihat bahan asalnya dari tumbuh-tumbuhan (di Negeri Belanda, veenditambang sebagai bahan bakar penghangat ruangan dan setelah ditambang disebut laagveen);
- batu bara muda (bruinkool), yaitu batu bara yang berwarna hitam mengkilat, daya bakarnya tinggi, digunakan untuk penggerak lokomotif, tetapi kualitasnya kurang baik;
- batu bara (steenkool), yaitu batu bara yang berwarna hitam mengkilat, daya bakarnya tinggi, digunakan untuk penggerak lokomotif, dan kualitasnya tinggi;
- antrasit, yaitu batu bara yang berwarna hitam mengkilat lebih keras dari steenkool, daya bakarnya lebih tinggi, digunakan pada tanur peleburan bijih besi;
- cokes, yaitu batu bara yang daya bakarnya lebih tinggi dari antrasit;
- gravit, yaitu batu bara yang berjuta-juta tahun tertimbun di dalam tanah sehingga menjadi keras, digunakan untuk isi pensil;
- intan terjadi karena karbonasi (pengarangan) yang lama sehingga gravit menjadi lebih keras (intan), digunakan sebagai pemotong kaca dan batu pualam (marmer).
c) Daerah Penghasil Batubara Di Indonesia
- Tambang Batubara Ombilin. Daerah penghasil batubara yang pertama adalah Ombilin, yang terletak di Sawahlunto, Sumatra Selatan. Sekarang ombilin tidak produktif, namun masih ada masyarakat sekitar yang mencari batubara yang tersisa.
- Bukit Asam. Daerah ini adalah daerah penghasil batu bara terbesar di Indonesia, yang terletak di Tanjungenim, Sumatra Selatan. PT Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk ini adalah perusahaan milik negara Indonesia (BUMN) yang didirikan pada tahun 1950.
- Kota Baru (Pulau Laut). Kota Baru adalah daerah di indonesia penghasil batubara yang terletak di Pulau Laut, Kalimantan Selatan.
- Sungai Berau. Sungai Berau adalah salah satu daerah di indonesia yang menjadi penghasil batubara, Sungai Berau terletak di Samarinda, Kalimantan timur.
- Papua. Hampir berbagai bahan tambang dapat di temukan di Papua, salah satunya adalah Batubara. Nah, di papua memiliki Daerah-daerah yang berpotensi untuk penghasil batubara di indonesia.
- Selain ini, masih banyak lagi daerah penghasil batubara di indonesia, diantaranya Bengkulu, Jawa Barat, dan Sulawesi Selatan.
Batubara merupakan salah satu hasil sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Sehingga kita sebagai masyarakat indonesia, yang merupakan daerah penghasil batubara di dunia harus selau melestarikan, dan mengelolanya dengan keseriusan.
4. Panas Bumi (Geothermal)
Panas bumi (geothermal) adalah sumber daya energi atau tenaga berupa semburan uap di permukaan bumi yang berasal dari panas di dalam bumi. Semburan uap tersebut dihubungkan dengan turbin pembangkit listrik dan dinamo sehingga menimbulkan listrik. Tempatnya disebut PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas). Sumber energi panas bumi (geothermal) yang sudah menghasilkan listrik adalah: - Gunung Sibayak (Sumatera Utara),
- Sarulla (Sumatera Barat),
- Kamojang (Jawa Barat, PLTP pertama di Indonesia sejak 1988),
- Gunung Salak dan Gunung Darajat (Jawa Barat),
- Dieng (Jawa Tengah),
- Lahendong (Sulawesi Utara).
Sumber daya mineral di Indonesia dibedakan menjadi dua, yaitu mineral logam dan mineral bukan logam.
* Mineral Logam 1. Bijih Besi Bijih besi adalah konsentrat pasir besi dari bijih silikat di batuan ultrabasa pada onggokan magma beku yang telah mengalami proses laterisasi (penghancuran). Di Indonesia penambangannya dengan cara tambang terbuka, yaitu pasir besi tersebut dikeruk di permukaan bumi, seperti pasir besi yang ditambang di daerah:- Pesisir selatan Cilacap (Jawa Tengah);
- Cilegon (Jawa Barat);
- Kotawaringin (Kalimantan Tengah);
- Pegunungan Verbeek dan Longkana (Sulawesi Tengah);
- Pulau Obi (Maluku).
2. Nikel
Sama halnya dengan bijih besi, nikel pun terdapat pada bijih silikat di batuan ultrabasa pada onggokan magma beku yang telah mengalami laterisasi (penghancuran). Warnanya putih mengkilat, tahan karat, tahan suhu tinggi, dan penghantar arus listrik yang baik. Nikel dipakai untuk bahan campuran besi menjadi baja, campuran perunggu, kuningan, dan untuk pelapis logam lainnya agar tidak berkarat.
Penambangan nikel terdapat di:
- Pomala (Sulawesi Selatan), yaitu penambangan yang pertama di Indonesia tahun 1938 (berproduksi);
- Soroako (Sulawesi Selatan);
- Pulau Gel, Pulau Pakal, Pulau Obi, Tanjung Buli (Provinsi Maluku Utara);
- Pulau Gag, Pegunungan Cyclops (Provinsi Papua atau Irian Jaya).
3. Timah Putih
Endapan bijih timah putih di Indonesia, terutama terdapat di alur-alur sungai purba dasar laut Dangkalan Sunda. Seperti, alur sungai purba di dasar laut di lepas pantai Pulau Bangka, Pulau Belitung, Pulau Singkep, dan Kepulauan Lingga.
Cara penambangannya dikeruk dengan kapal yang dilengkapi alat pengeruk mesin, sedangkan endapan timah putih yang terdapat di pantai dimanfaatkan dengan cara pertambangan terbuka. Kegunaan timah putih, yaitu untuk peluru, kertas timah, pelapis kaleng, patri, tube, pipa saluran, pembungkus rokok, dan campuran untuk pembuatan perunggu dan kuningan.
Adapun penambangannya terdapat di:
- Pulau Bangka dan Belitung (Provinsi Babel);
- Pulau Singkep, Pulau Lingga, Pulau Kundur, Pulau Karimun, dan lapisan bawah sebuah Patahan Bangkinang (di tepi Sungai Kampar Kanan) di Provinsi Riau. Pabrik peleburannya terdapat di Muntok (Pulau Bangka).
4. Bijih Bauksit
Bauksit, pertama kali ditemukan di Perancis, di sebuah desa bernama Les Boux sehingga mineral tersebut disebut bauksit. Jenis mineral logam ini merupakan bijih bahan aluminium yang terkandung di dalam tubuh tanah sebanyak 8% dari seluruh unsur kimia yang dikandung tanah. Jika unsur-unsur kimia lainnya berkurang atau hilang maka tubuh tanah didominasi oleh unsur aluminium (Al). Pada tubuh tanah semacam inilah ditambang bauksit.
Bauksit berwarna putih kekuning-kuningan atau merah maupun coklat (bila bercampur besi). Bauksit mudah larut dalam air dan tidak mudah terbakar. Bijih bauksit diolah menjadi alumina dan diolah lagi menjadi aluminium. Pertambangan bauksit dengan cara pertambangan terbuka. Penutup lapisan tanah penutupnya di buldozer. Batuan yang kaya bijih aluminium digali dan diangkat ke instalasi pencucian yang menghasilkan konsentrat pasir bauksit.
Endapan bauksit terluas terdapat di Kepulauan Riau setebal antara 2 – 5 meter, di bawah lapis-lapis tanah setebal antara 20 – 100 cm.
Kegunaan bauksit setelah dijadikan aluminium, yaitu untuk pembuatan pesawat terbang, kendaraan bermotor, dan alat dapur.
Pusat pertambangan bauksit terbesar di Indonesia ialah Pulau Bintan. Penambangan bauksit terdapat di:
- Pulau Bintan, Pulau Pari, Pulau Galang Besar (Kepulauan Riau);
- Singkawang (Kalimantan Barat).
5. Emas dan Perak Emas dan perak kebanyakan terdapat bersamaan dan berasosiasi dengan logam tembaga, platina, besi, dan seng. Emas dan perak terdapat di dalam batuan andesit tua sebagai batuan induknya. Oleh karena itu, endapan primernya banyak ditemukan di sekitar gunung api yang sudah mati. Apabila terbawa oleh air sungai, biasanya bijih emas bercampur dengan batuan sedimen (endapan). Kedua jenis logam ini tidak berkarat. Emas warnanya kuning, sedangkan perak warnanya putih. Emas dan perak digunakan untuk perhiasan. Selain itu, perhiasan emas juga dijadikan cadangan kekayaan negara dan cadangan kekayaan bank.Pertambangan emas terdapat di:- Nanggroe Aceh Darussalam;
- Rejang Lebong (Bengkulu);
- Cikotok (Jawa Barat);
- Sambas (Kalimantan Barat);
- Kalimantan Tengah;
- Bolaang Mongondow (Sulawesi Utara);
- Tembaga Pura atau Pegunungan Jaya Pura (Irian Jaya atau Papua);
- Logos (Riau);
- Batu Hijau di Sumbawa (NTB).
6. Tembaga
Tembaga terdapat bersamaan dan berasosiasi dengan emas dan perak. Kegunaan tembaga adalah untuk pembuatan kabel. Tembaga dicampur kuningan akan menjadi perunggu.
Apabila Tembaga dicampur dengan emas akan menjadi suasa. suasa adalah logam campuran emas plus tembaga, namun warnya juga kuning seperti emas. Jika Anda penggemar perhiasan emas dan bujetnya minim, ada baiknya mulai beralih ke suasa.
Pertambangan tembaga terdapat di:
- Pulau Haruku, Pulau Ambon, Nusa Laut, dan Saparua (Maluku);
- Tembagapura di Pegunungan Jaya Wijaya (Irian Jaya atau Papua) menghasilkan emas dan perak, ditambang pula oleh Freeport Minerals Company (kontrak kerja Indonesia dengan Amerika);
- Tirtamaya (Jawa Tengah);
- Sangkarapi (Sulawesi Selatan);
- Batu Hijau di Sumbawa (NTB).
7. Bijih Mangan
Jenis logam ini sekitar 80% digunakan sebagai bahan campuran untuk pembuatan baja dan perunggu. Kalau besi dicampur dengan mangan jadilah baja yang keras. Kegunaan lainnya untuk membuat baterai kering, gelas, cat, pupuk buatan, dan campuran logam lain untuk meredam getaran.
Pertambangan mangan terdapat di:
- Yogyakarta (DIY) di Kliripan;
- Karangnunggal di Tasikmalaya (Jawa Barat).
* Mineral Bukan Logam
Mineral bukan logam di Indonesia cukup banyak, yaitu aspal alam, belerang, batu kapur (gamping), batu pualam, fosfat, intan, dan sirtu (pasir batu).
1. Aspal Alam
Aspal alam terbentuk dari minyak bumi yang kadar aspalnya tinggi, terjebak, dan sudah padat mengering. Ada juga aspal buatan yang dibuat dari residu (sisa pengolahan minyak bumi seperti lumpur hitam kelam). Aspal ini digunakan untuk pengeras jalan.
Pertambangannya terdapat di:
- daerah Butas di Pulau Buton (Sulawesi Tenggara);
- Pegunungan Kromong dan dekat Palembang (Sumatera Selatan).
2. Belerang Endapan gas belerang setelah sublimasi biasanya membatu. Banyak terdapat di daerah gunung api yang masih aktif. Belerang berguna dalam industri kimia, seperti industri pupuk, obat-obatan, ban, kertas, cat, mesin, rayon, tekstil, dan korek api.
Endapan belerang hampir tersebar luas di Indonesia, di antaranya:
- Gunung Walirang dan Pegunungan Ijen (Jawa Timur);
- Gunung Dieng (Jawa Tengah);
- Gunung Patuha dan Gunung Tangkuban Perahu (Jawa Barat).
3. Batu Kapur (Gamping)
Menurut sejarah geologi, batu kapur berasal dari terumbu karang, yaitu rumah binatang karang yang terbentuk di laut dangkal (bersuhu 20° C, kedalaman 0 – 200 m). Akibat tenaga dari dalam bumi (endogen) maka terangkatlah dasar laut (proses epirogenesa atau tektonik). Akhirnya, terdapatlah gunung atau bukit kapur di daratan.
Cara pengolahan batu kapur adalah setelah ditambang lalu dibakar, kemudian digunakan untuk bahan bangunan, bahan campuran pembuatan semen, porselen, keramik, teraso, marmer tiruan, dan industri gelas. Adapun gips atau gipsum (putih mirip batu kapur) digunakan untuk mengepres tulang patah, membuat keramik, dan patung. Tambang gips terdapat di:
- Cirebon (Jawa Barat);
- Rembang (Jawa Tengah);
- Kalianget (Jawa Timur).
Kapur juga digunakan sebagai bahan baku industri semen, yaitu campuran batu kapur, gipsum, dan tanah liat. Pabrik semen, di antaranya terdapat di:- Indarung (Sumatera Barat);
- Cibinong (Jawa Barat);
- Palimanan (Cirebon, Jawa Barat);
- Cilacap (Jawa Tengah);
- Gresik (Jawa Timur).
4. Marmer (Batu Pualam)
Marmer (batu pualam) terjadi karena batu kapur mengalami proses metamorfosa, yaitu batu kapur yang larut oleh air hujan masuk ke dalam tanah mendapat pemanasan dari magma sehingga berubah menjadi sangat padat dan keras. Dapat pula terjadi karena intrusi magma menembus lapisan kapur. Itulah sebabnya marmer (batu pualam) disebut juga batuan malihan (berubah sifat). Bila diasah akan mengkilap dan berurat hitam atau coklat, kadang-kadang tampak berfosil binatang karang.
Kegunaan marmer adalah untuk lantai, bagian atas meja, pelapis dinding di kantor, atau rumah mewah. Penambangan batu pualam (marmer) terdapat di:
- Lampung (Provinsi Lampung);
- Banjarnegara (Jawa Tengah);
- Trenggalek dan Tulungagung (Jawa Timur);
- Citatah (Jawa Barat).
5. Fosfat Mineral
fosfat berasal dari kotoran burung dan kelelawar. Kelelawar kebanyakan berdiam di gua karst (kapur) maka endapan kotorannya banyak ditemukan di gua-gua karst maupun di batu-batu gamping. Kegunaan fosfat untuk pembuatan pupuk fosfat. Daerah yang telah diambil hasil fosfatnya adalah:
- Gunung Kromong dan Bogor bagian Selatan (Jawa Barat);
- Karangbolong, Ajibarang, dan Kayen (Jawa Tengah);
- Bojonegoro (Jawa Timur).
6. Intan Intan ada yang menyebut berlian atau intan berlian. Intan kegunaannya ada dua macam. Pertama, untuk perhiasan (disebut batu mulia karena bernilai ekonomi tinggi, berwana bening mengkilat). Kedua, intan yang digunakan untuk pisau pemotong kaca, pemotong marmer, mata bor, dan serbuk intan.
Proses terjadinya intan adalah sebagai berikut. Tumbuh-tumbuhan jenis pakis (galamariacea) tertimbun di dalam tanah jutaan tahun sehingga berubah menjadi veen, lalu bruinkool, steenkool, antrasit, cokes, gravit akhirnya menjadi hitam (keras sekali).
Tempat ditemukannya intan adalah di:
- Sungai Kampar, Sungai Siabu, dan Bangkinang (Sumatera);
- Muara Mengkiang dan Ngabang (Kalimantan Barat);
- Sei Pinang, Murungraya, Purukcau, dan Kampung Sungai Gula (Kalimantan Tengah);
- Simpang Empat dan Martapura (Kalimantan Selatan);
- Longiram (Kalimantan Timur).
7. Pasir dan Batu (Sirtu)
Sirtu berasal dari batuan vulkanik, yaitu berupa batu lapis, batu guling di sungai, batu gali, breksi, pasir, dan tras. Sirtu digunakan untuk bahan bangunan dan pengeras jalan. Tempat ditemukannya sirtu, yaitu hampir di semua provinsi di Indonesia.
8. Yodium
Yodium adalah bahan kimia berbentuk keping berwarna hitam agak kelabu, mengkilat seperti logam. Yodium digunakan untuk bahan obat-obatan antiseptik yang dilarutkan dalam alkohol dan untuk campuran garam dapur. Tempat pertambangannya, di Semarang (Jawa Tengah); dan Mojokerto (Jawa Timur).
9. Kaolin
Kaolin adalah mineral mengkilat (sejenis tanah liat) berwarna putih dan merupakan hasil pelapukan. Kegunaan kaolin sebagai bahan baku pembuatan cat, keramik, bahan pewarna, dan bahan campuran kosmetik. Pertambangannya terdapat di Pulau Bangka dan Pulau Belitung (Provinsi Bangka Belitung), dan Kuningan (Jawa Barat).
10. Asbes
Asbes adalah mineral hasil tambang berbentuk serat. Asbes tahan terhadap asam dan panas. Setelah diolah, asbes digunakan untuk atap rumah dan eternit. Seratnya juga digunakan untuk membuat pakaian tahan api. Pertambangan asbes terdapat di Kuningan (Jawa Barat) serta Pulau Halmahera dan Pulau Seram (Maluku Utara).
11. Mika
Mika merupakan barang tambang yang digunakan untuk melapisi barang-barang agar tampak lebih indah. Tambang mika terdapat di Donggala dan Pulau Peleng (Sulawesi Tengah).