Saat ini, berita tentang bahaya Tsunami terus mengancam di berbagai wilayah dunia yang dilalui oleh zona-zona tumbukan lempeng, seperti di Indonesia. Tsunami adalah gelombang laut tinggi yang muncul akibat pengaruh terjadinya gempa yang bersumber di bawah laut. Jika bagian dasar laut naik atau turun secara mendadak maka air di atasnya akan mengalami guncangan yang berupa gelombang-gelombang hebat yang dipancarkan ke seluruh arah, sehingga terjadilah tsunami. Kecepatan gelombang ini tergantung pada kedalaman dasar laut dan gaya gravitasi bumi. Ketika tsunami bergerak cepat melintasi samudera, gelombangnya tetap rendah. Tetapi ketika mencapai pantai, gelombang tersebut naik, sehingga membentuk dinding air raksasa. Gelombang bergerak cepat menuju daratan, merusak segala sesuatu yang dilaluinya. Tinggi gelombang tsunami bisa mencapai 30 meter.
Gelombang inilah yang telah meluluh-lantahkan Tanah Aceh akhir bulan Desember 2004 dengan memakan korban jiwa lebih dari 100.000 orang. Begitu pula baru-baru ini di pertengahan tahun 2006, tsunami terjadi lagi di daerah obyek wisata Pangandaran Jawa Barat dan beberapa daerah sekitar pantai selatan Pulau Jawa, walaupun tidak sebesar kejadian di Aceh.
Jalur gempa di dunia sebagian besar tersebar di Samudera Pasifik yang disebut Sabuk Pasifik. Dari seluruh gempa bumi yang terjadi di dunia 80% terjadi di sabuk Pasifik, seperti gempa di Chili (1960), Peru (1970), Guatemala (1976), San Fransisco (1906), Alaska (1964), Tokyo (1923), Taiwan (1963), Filipina (1976), Irian Jaya (1971), Jepang (2011) dan lain-lain. Gempa pada jalur ini terus berlangsung intensif hingga sekarang.
Sabuk gempa dengan sistem regangan terjadi di dasar laut. Selain di Samudera Pasifik, juga di sepanjang Atlantik yang panjangnya ratusan kilometer dengan lebar antara 10 sampai 40 km, dan di Samudera Hindia. Untuk itulah, Indonesia telah menjadi bagian dari negara yang paling banyak menerima gempa dan dapat menimbulkan tsunami.